Rabu, 30 Agustus 2017

Pemupukan dengan Bioslurry

 Foto ini dapat dari internet yang menulis artikel (baca dibawah) mengenai koperasi susu yang ada di Jawa Timur




Pengangkutan Pupuk Organik Cair (Bioslurry)


Penyiraman Tanaman dengan POC Bioslurry
 

Kenapa di tempat lain bisa di Nganjuk tidak bisa, Bioslurry saja mereka masih bertanya (dengan orang dinas yang masih ambigu bingung untuk jawab.......takut kena jebakan betmen)

Masih berpegang dengan foto ini semoga kita bisa mengedukasi ke masyarakat khususnya petani di Nganjuk bahwa pupuk cair organik bioslurry ini aman, lebih murah, dan karena ini berbentuk cair pengairan akan lebih hemat. 

Perlu diingat POC Bioslurry berbeda dengan tinja manusia, meski berasal dari materi buangan yang disebut kotoran (kletong/sapi dan tinja/manusia), PERBEDAANYA ternak sapi hewan herbifora dangan makanan utama yaitu hijauan daun, jerami fermentasi, bekatul (kalau peternaknya kaya bisa beli konsentrat) tapi ingat sapi tidak makan daging dan minyak, sedang manusia adalah makhluk hidup yang makan apa saja /Omnivora.
SEBAB ITU
Kotoran/tinja manusia lebih berbahaya, karena masih mengandung bakteri seperti e-coli dlsb, hal inilah yang menjadi pembeda. 





ARTIKEL

Koperasi yang Menginspirasi: Urusan Susu sampai Biogas? Beres!

Ketika mendengar kata "koperasi", sering yang langsung terbayang di pikiran orang pada umumnya adalah organisasi yang "ndeso" dan terbelakang. Pokoknya citra yang menempel pada koperasi sampai saat ini adalah anti-tesis dari hal-hal yang bersifat "kekinian".

Tetapi, coba datang ke KAN (Koperasi Agro Niaga) Jabung, yang berlokasi di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Koperasi yang berdiri sejak tahun 1979 sebagai Koperasi Unit Desa, ini mengusung motto "Agent of community development", organisasi yang memberdayakan masyarakat.

Dengan karyawan hampir 200 orang, koperasi ini berhasil mengembangkan organisasi tersebut dengan menerapkan manajemen modern sehingga tidak hanya maju dengan anggota yang terus bertambah, unit usaha dari KAN Jabung juga semakin berkembang.

Dengan anggota sekitar 1.950 peternak susu perah dari 15 desa di Jabung, KAN Jabung adalah koperasi yang mengurusi hampir semua kebutuhan anggotanya "dari hulu sampai hilir". Mulai dari melayani kebutuhan simpan pinjam untuk kebutuhan sehari-hari, koperasi juga mengurusi kredit kepemilikan ternak dan kandang, bahkan juga kredit kepemilikan reaktor Biogas Rumah (BIRU).

Pada akhir tahun 2009, KAN Jabung bergabung menjadi mitra pembangun dan semakin antusias untuk mengembangkan program biogas bagi anggotanya. Seiring dengan meningkatnya kesadaran anggota koperasi untuk memanfaatkan bio-slurry (ampas biogas) sebagai pupuk organik, pada tahun 2012 KAN Jabung membentuk unit usaha baru pengolahan limbah. Unit ini memberikan jasa penyemprotan bio-slurry sebagai pengganti pupuk kimia yang masih dignakan mayoritas petani di daerah Malang.

Mesin Transplanter untuk Tanam Padi

Panen padi musim kemarin adalah edisi perdana kami memakai mesin penanam padi.
Pertama kali melihat langsung mesin penanam padi ini sebenarnya sudah sejak tahun 2008, ketika homestay di sebuah keluarga di Jepang untuk program IATS Forum Japan. Bapak keluarga homestay yang seorang petani, sangat antusias memperlihatkan dan juga menceritakan keefisienan mesin ini. Beliau juga dengan senang hati banyak bercerita dan menunjukkan teknologi pertanian di Jepang yang memang sudah sangat maju.
Bagi kami masyarakat Jawa, sebenarnya proses tanam padi atau tandur yang biasanya diawali dengan prosesi wiwitan ini sangat sarat dengan budaya, sosial, perwujudan pengharapan dan juga rasa syukur petani yang tinggi. Ketika ada teknologi yang menggantikan kebiasaan ini, memang diperlukan waktu dan pembuktian akan manfaat yang sebenarnya bagi kehidupan petani.
Hanya saja, kenyataan sekarang, tak banyak lagi ibu-ibu yang mau menjalani profesi sebagai tukang tandur. Mereka sekarang biasanya berusia diatas 40 tahun dan bekerja berkelompok mulai dari 5 sampai 10 orang. Biasanya, pada saat musim tanam, permintaan akan jasa mereka sangat tinggi. Bahkan kadang untuk mendapatkan jadwal yang sesuai kita harus indent dulu minimal satu bulan sebelumnya.
Tahun ini, (20170, meskipun masih ada beberapa petani mitra kita yang enggan menggunakan mesin penanam padi, akhirnya kita coba juga menanam dengan mesin ini.
Berikut ini adalah perhitungan secara kasar biaya penggunaan mesin penanam padi ini, untuk luasan 0.25ha. Biaya ongkos sewa mesin 560.000, benih 8kgxRp.15.000=Rp.120.000, konsumsi untuk 3 operator mesin Rp.120.000, maka total pengeluaran untuk proses penanaman dengan mesin adalah sekitar Rp.780.000/0.25 Ha.
Bandingkan jika kita melakukan proses tanam secara manual, maka biaya per 0.25 Ha yang dibutuhkan adalah: Buat papan pinihan: 3 orang x60.000= 180.000
Benih 15kgx15.000=225.000
Nyebar benih Rp. 60.000
Pupuk+ biaya mupuk: Rp. 100.000
Ndaut : 3x60.000=180.000
Ongkos Tandur (6 orang): Rp. 520.000
Konsumsi tandur+semua proses: Rp.400.000
Total biaya selama proses tanam manual adalah sekitar Rp. 1.665.000,-
Secara ekonomis, pemakaian mesin penanam padi memang lebih menguntungkan dan bisa mengurangi biaya produksi. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi kemarin ternyata juga sesuai dengan yang diharapkan.
Meskipun banyak tanaman padi disekitar yang terkena serangan hama wereng dan kresek, untuk lahan yang kita tanam dengan mesin, Alhamdulillah hasil panen yang diperoleh juga masih cukup menggembirakan.
Semoga, dengan pemanfaatan teknologi di bidang pertanian yang ramah lingkungan, bisa mengurangi biaya produksi, sehingga kesejahteraan petani bisa meningkat.

Persiapan pagi hari sebelum pelaksanaan tanam

Penyulaman tanan padi


kiri tanam manual kanan tanam mesin, pada usia 1 minggu


kiri sudah terserang hama kanan alhamdulillah aman umur 2 bulan


Diskusi dengan petani kadang diperlukan
Asiknya main dihamparan sawah


Panen, hasil baik menggunakan mesin tanam

PALATABILITAS MAKANAN TERNAK



Apakah bahan baku pakan yang akan diberikan ke ternak sapi akan disukai atau tidak disukai, wajib hukumnya dites dulu oleh formulatornya. Kalau formulatornya merasakan enak, nyaris bisa dipastikan ternak sapi juga akan suka (palatable).
Misal, batang rumput Gajah, sama sekali tidak ada rasanya. Makanya sapi tidak mau memakannya. Masih mending batang rumput Odot, ada sedikit rasa manis-manisnya.

Untuk meningkatkan palatabilitasnya, makanya perlu di cacah dengan mesin chopper, supaya lebih lembut ukurannya dan kemudian difermentasi secara tertutup selama minimum 4 minggu. 
Maka hasilnya batang rumput Gajah atau pun serat yang lain, rasanya akan menjadi manis. Sekaligus menekan jumlah sisa pakan dari rumput yang harus dibuang. ZERO WASTE.

Salah satu bahan baku konsentrat ternak sapi yang rasanya paling enak dan gurih adalah bungkil kelapa nyiur (kopra). Jadi, sebaiknya pemakain kopra sangat membantu untuk meningkatkan nilai palatabilitas konsentrat. 
Dengan catatan pemakaianya jangan melebihi batas maksimum 5%. Karena ada kelemahannya juga, menjadi cepat tengik bila disimpan terlalu lama, >1 minggu, bila penggunaannya melebihi batas.

Senin, 28 Agustus 2017

Pameran Produk Unggulan Kab.Nganjuk 4-6 Agustus 2017

Alhamdulillah, tgl 4-6 Agustus kemarin bisa ikut berpartisipasi di pasar rakyat dan pameran produk unggulan Kab.Nganjuk yang bertempat di GOR Bung Karno Begadung - Nganjuk.
Semoga Nganjuk semakin dikenal tak hanya sebagai kota Angin, akan tetapi juga terkenal dengan produk-produk lokalnya yang tak kalah dengan daerah lain.
Terima kasih kepada Disperindag Kabupaten Nganjuk dan semua pihak yang telah bekerja keras demi suksesnya acara ini.
Ayo Cintai Produksi Lokal Anjuk Ladang!
#Taksiloka

Pembukaan pameran bersama Bupati Nganjuk 2 periode

Bersama Wakil Bupati Nganjuk

Bersama Sekda dan Kadis Indakop Nganjuk


Apresiasi Pengunjung

Stand Adikarya Agribisnis


NB : Banyaknya peserta pameran yang ikut, maka ruang pamer yang seharusnya hanya kami tempati, kita bagi, dengan pelaku usaha perberasan, 

Smart Biogas Plant / SBP


Selama hampir tiga bulan, kami mengoperasikan Smart Biogas Plant dari Nagaro GmbH, Germany untuk mengolah sampah organik seperti sampah dapur, kotoran sapi, minyak jelantah dsb.
Sebelumnya, kami juga sudah menggunakan type digester fixed dome untuk mengolah limbah kotoran sapi, maka secara langsung kita bisa membandingkankan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing type biogas ini.

Salah satu kelebihan utama smart biogas plant ini adalah PORTABLE atau mudah untuk dipindahkan. Ukuran digester bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan limbah yang dihasilkan.
Untuk satu keluarga (urban), atau petani yang hanya mempunyai satu atau dua sapi, bisa memakai digester yang kecil dengan volume 1000 liter.

Digester ini juga bisa diletakkan di berbagai tempat yang diinginkan, yang paling baik terkena paparan sinar matahari langsung, supaya bakteri dalam digester bisa melakukan proses fermentasi secara optimal.

Jika ingin memindahkan digester, cukup dikosongkan dahulu isinya (digester dilengkapi dengan saluran keluaran) dan bisa dipindahkan dengan mudah.
Atau jika tidak ingin memulai proses pengisian lagi dari awal, bisa juga digester diangkat langsung dengan menggunakan forklift .

Untuk type fixed dome, terutama dengan konstruksi beton, dengan ukuran diameter 3M dan tinggi 3M, selain memakan banyak tempat untuk digester utama, bak penyeimbang dan pembuangan slurry-nya, tentu saja tidak mungkin bisa dipindahkan. Sekali dibangun, tempatnya sudah tidak mungkin untuk berubah lagi (fixed)

Karena letaknya di bawah tanah, kesulitan utamanya adalah pemeliharaan dome. Jika ada kebocoran atau kerusakan, tidak bisa kita lihat secara langsung..........................................bersambung

SAMPAH DAN PERUBAHAN IKLIM



Kita memproduksi sampah baik sampah organik maupun sampah inorganik setiap hari. Tahu kah kita bahwa kegiatan konsumsi yang kita lakukan menghasilkan sampah-sampah ini dan bahwa kegiatan tersebut berkontribusi besar terhadap pemanansan global dan perubahan iklim?

Apa itu pemanasan global? Gas apa saja yang menyebabkan pemanansan global? Dari mana asalnya? Apa hubungannya dengan perubahan iklim? Apakah mengolah sampah kita menjadi biogas bisa mengurangi efek pemanansan global? Bagaimana caranya? Bagaimana pemanfaatan biogas?

Temukan jawabannya bersama Azim Khan dan Mbak Yayuk Sri Rahayu di kegiatan berikut.

Bagi yang sudah mendaftar jangan lupa membawa papan jalan (untuk menulis) dan membawa alat tulis.

Kit membuat biogas mini tersedia dalam kegiatan ini.

Pertemuan dengan Wakil Bupati Sragen 10 Mei 2017

Pada tgl 10 Mei 2017 kemarin, bertempat di Ruang Rapat Bupati Sragen, Bapak Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno berkenan menerima kami, Azim Khan (mewakili Nagaro Gmbh dari Frankfurt- Jerman), Khilda Baiti Rohmah (Sampahkoe, CNN heroes-mendulang berkah dari sampah), saya dan Yudi Nurwanto.
Sedang kan perwakilan dari Kabupaten Sragen, hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan jajarannya, Tenaga Ahli Bidang Infrastruktur dan Bidang Teknologi Tepat Guna, Kepala Desa Sukorejo Kecamatan Sambirejo, Direktur BUMDes Adhirajasa Tangkil, dan Volunteer Sampah Sragen dll.
Pertemuan ini membahas mengenai Upaya Pemerintah Daerah Sragen dalam menyiapkan Sistem Energi Terbarukan dengan menyiapkan energi hasil dari pengolahan sampah dan Biogas. Pak Dedy berharap dengan terbentuknya lembaga yang menangani Pengembangan Energi Terbarukan dan bisa diaplikasikan di desa desa, akan dapat mengurangi efek timbunan sampah dan juga bisa menghasilkan energi.
Selama ini, kami bersama petani mitra di Adikarya telah berusaha untuk menerapkan pertanian terintegrasi dengan limbah yang bermanfaat (zero waste farming untuk 4F, Food-Feed-Fuel-Fertilizer) sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai petani untuk mengembalikan bahan-bahan organik yang telah kami ambil manfaatnya untuk dikembalikan ke bumi.
Permasalahan yang kami hadapi sekarang adalah pengolahan sampah anorganik, terutama dari berbagai jenis plastik dan sampah rumah tangga lainnya yang sudah mulai mencemari lingkungan desa dan juga persawahan.
Sesuai dengan pemaparan AzimKhan, salah satu solusi yang bisa dilakukan untuk mengelola sampah ini adalah dengan 'desentralized waste management' yaitu mengelola sampah mulai awal dari sumbernya, yaitu rumah tangga. Setiap rumah tangga, akan mau mengelola dan bertanggung jawab akan sampahnya, apabila mereka akan mendapatkan manfaat langsung yang bisa dirasakan seperti energi (gas, listrik), pupuk, uang dsb, seperti yang selama ini telah dilakukan oleh mbak Khilda dengan bank sampah dan pemberdayaan masyarakatnya.
Alhamdulillah, semakin banyak ilmu dan kolaborasi baru yang bisa dilakukan untuk bersama-sama menerapkan pengelolaan sampah dan penerapan energi terbarukan sebagai salah satu sumbangsih kami untuk masyarakat dan negeri tercinta ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga kami ucapkan kepada Bapak Joko Sambodo, yang telah menginisiasi dan memfasilitasi pertemuan ini, juga kepada Bapak Wakil Bupati Sragen dan segenap perwakilan Pemda Sragen dan semua pihak yang ikut terlibat.






 
 



Pengenalan Biogas Pada Murid TK


Kunjungan anak anak sekolah beserta gurunya pada









Minggu, 27 Agustus 2017

Saracen 2017


 
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Saracen adalah istilah yang digunakan oleh orang Kristiani Eropa terutama pada Abad Pertengahan untuk merujuk kepada orang yang memeluk Agama Islam (tanpa memperdulikan ras atau sukunya).[1]

Etimologi
Kata Saracen berasal dari Bahasa Yunani (Σαρακηνός), yang diduga berasal dari bahasa Arab شرقيين syarqiyyin ("orang-orang timur"), namun dugaan ini tidak memilik dasar yang kuat.[2] Istilah ini pertama kali dipakai pada awal masa Romawi Kuno untuk menyebutkan sebuah suku Arab di Semenanjung Sinai. Pada masa-masa berikutnya, orang-orang Kristen Romawi memperluas penggunaan ini untuk menyebut orang Arab secara keseluruhan. Setelah berkembangnya agama Islam, terutama pada masa Perang Salib, istilah ini digunakan terhadap seluruh Muslim (orang Islam).[3] Istilah ini disebarkan ke Eropa Barat oleh orang-orang Bizantium (Romawi Timur) dan Tentara Salib.[1]
  



PAKAN DAN PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI


 
Pakan yang diberikan kepada ternak sebaiknya pakan yang masih segar (fresh). Bila pakan berada di dalam palung lebih dari 12 jam, maka pakan tersebut akan menjadi basi, apek dan mudah berjamur. Pakan yang sudah basi akan menyebabkan pengambilan pakan (feed intake = FI ) oleh ternak berkurang. Hal ini berdampak terhadap menurunnya performa ternak. Setiap terjadi penurunan feed intake sebesar 1%, akan menyebabkan menurunnya pertambahan bobot badan sebesar 1,5 – 2,0%.
Untuk menjamin pakan di dalam palung selalu segar, lakukan pemberian pakan minimum 2 (dua) kali sehari. Bila masih ada sisa pakan dari pemberian sebelumnya, harus dibuang. Oleh karena itu, usahakan agar pakan yang diberikan tsb sudah dapat dihabiskan oleh ternak sebelum pemberian selanjutnya.
Di sinilah pentingnya menyusun pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Idealnya, ternak harus sudah diberikan pakan kembali kira-kira setengah sampai satu jam setelah pakan pada pemberian sebelumnya habis.
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memberi pakan untuk ternak, khususnya sapi, sebagai berikut :

1. Kondisi
Ternak yang baru didatangkan ke lokasi usaha, lazimnya sulit makan karena perlu waktu untuk beradaptasi. Apalagi bila sebelumnya sapi tsb sudah terbiasa dipelihara di padang pemggembalaan. Sapi yang kurus biasanya lebih cepat meng-konsumsi pakan dibandingkan dengan sapi yang kondisi tubuhnya lebih baik. Dengan demikian, begitu sapi ini terbiasa dengan pakan yang disediakan maka jumlah pakan yang dikonsumsinya pun akan terus meningkat sampai sapi tsb menjadi lebih gemuk;

2. Umur
Pedet dan sapi "yearling" cenderung meng-konsumsi pakan sesuai kebutuhan berdasarkan bobot badannya. Sapi yang sudah tua seringkali meng-konsumsi pakan lebih banyak dari kebutuhannya berdasarkan bobot badannya tetapi menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih rendah dibanding sapi yang masih muda.

3. Bangsa
Pada sapi pedaging, perbedaan bangsa tidak memberikan pengaruh besar terhadap konsumsi pakan. Tetapi bangsa sapi yang bobot tubuhnya besar akan mengkonsumsi pakan lebih banyak. Namun pada sapi perah, bangsa yang berbobot badan besar (FH atau Brown Swiss) cenderung mengkonsumsi pakan lebih banyak dibanding bangsa sapi yang berbobot badan lebih ringan.

4. Jenis Kelamin
Sapi jantan kastrasi (steer) mengkonsumsi 5-10% pakan lebih banyak daripada sapi dara (heifer) pada bobot badan yang sama.

5. Tipe Ransum
Ada 3 (tiga) faktor ransum penggemukan yang berpengaruh terhadap pengambilan pakan (feed intake), yaitu :
5.1. Kandungan air;
5.2. Kandungan serat;
5.3. Tingkat energi.
Bila kandungan energi dan serat kasar relatif konstan, sapi biasanya akan mengkonsumsi lebih banyak pakan yang kandungan airnya tinggi. Kandungan serat kasar yang tinggi akan membatasi pengambilan pakan karena serat kasar memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna. Apabila pakan mengandung 35% hijauan, maka sapi akan mengkonsumsi pakan lebih banyak dibanding pakan yang mengandung hijauan hanya 10%.

6. Rumensin
Rumensin akan menurunkan konsumsi pakan yang proporsi konsentratnya tinggi karena rumensin akan mengurangi terbentuknya gas methan yang terbuang. Lazimnya pakan yang kandungan konsentratnya tinggi akan mengurangi konsumsi pakan 5-10%.

7. Kondisi Lingkungan
Saat keadaan suhu lingkungan berubah ekstrim, menjadi panas atau menjadi dingin, maka konsumsi pakan biasanya menurun. Pada kondisi lingkungan yang nyaman, konsumsi pakan akan cenderung meningkat. Namun demikian, di wilayah yang suhunya dingin, ternak sapi akan lebih banyak mengkonsumsi pakan untuk menghasilkan energi panas untuk tubuhnya.
Sapi sangat sensitive terhadap perubahan cuaca. Konsumsi pakan akan meningkat sekitar 20% apabila akan datang badai. Oleh karena itu, bila kedaan cuaca diramalkan akan memburuk, maka saat itu adalah kondisi yang paling baik untuk meningkatkan konsumsi pakan pada ternak sapi pedaging.
Pemberian pakan di kandang atau di palungan yang baik dan benar akan lebih efektif dan efisien terhadap produksi ternak sapi yang akan dihasilkan daripada pemberian pakan di padang gembala.
Apabila pakan yang diberikam berupa silase (silage), akan sangat baik untuk dapat menunjang ketersediaan pakan yang selalu kontinyu setiap saat sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dalam keadaan yang kritis pun pakan hijauan ini dapat diperhitungkan ketersediaannya.
Untuk menunjang ketersediaan pakan selama periode 6 bulan musim kemarau misalnya, steer dan induk yang tidak bunting memerlukan sekiitar 3 ton/ekor/semester, induk yang sedang menyusui memerlukan 5 ton/ekor/semester.

Keuntungan pemberian silase dibanding pemberian hay sebagai konservasi pakan pada usaha ternak sapi adalah seagai berikut :
1. Silase bisa dibuat kapan saja, tidak tergantung cuaca seperti hal-nya pada pembuatan hay;
2. Pembuatan silase lebih murah daripada pembuatan hay, hanya biaya awal saja yang lebih mahal untuk pengadaan mesin dan atau peralatannya;
3. Potensi silase lebih baik dalam waktu penyimpanan yang lebih lama dibanding hay;
4. Hijauan untuk silase bisa dipotong pada saat zat makanannya berada dalam kondisi kualitas terbaiknya. Misal, rumput Gajah atau Raja 40-50 hari. Batang jagung umur 80-90 hari dst.
5. Hijauan di ladang dapat dipotong lebih awal pada setiap musim sehingga membantu kontrol terhadap tanaman pengganggu atau gulma yang mungkin dapat tumbuh di ladang.

KETERANGAN FOTO
Foto 1 : Sketsa palung pakan yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan tipe F.A.E (kiri atas dan bawah) dan yang memenuhi syarat dan ketentuan tipe F.A.E (kanan atas dan bawah);

sketsa palung pakan sapi

Foto 2 : Palung pakan yang baik dan benar, memenuhi syarat dan ketentuan tipe F.A.E;


Foto 3 : Hijauan yang di-silase, tanpa probiotika;


Foto 4-7 : Model-model palung pakan.





 artikel diambil dari Mukti Abadi FB Agustus 2017

Jumat, 04 Agustus 2017

Menyikapi Berita HOAK

Menyikapi Berita HOAK 

Belakangan ini dunia dihebohkan dengan munculnya berita hoax atau berita palsu. Bahkan, dengan bantuan media sosial (medsos), berita hoax ini memiliki jangkauan penyebaran lebih luas.

Menjangkitnya berita hoax di dunia tak terkecuali di Tanah Air tentu menimbulkan keresahan tersendiri bagi masyarakat. Namun, masyarakat tak perlu terlalu khawatir dengan ini, karena masyarakat sendiri bisa ikut andil dalam memberantas hoax.

Timbul juga rasa emosi ketika mendapat berita hoax, diamana orang lain jadi ikut terpengaruh ingin sekali rasanya membalas pesan atau menulis komen dengan mengatakan, berbagai kata dan kalimat buruk kepada orang yang menyebarkan informasi.
Namun, itu cara yang TIDAK bijak. Responslah berita hoax dengan bijaksana. Melansir dari Hoax-slayer, Selasa (7/2/2017), berikut cara bijak merespons informasi bohong.

Balas pribadi
Reaksi awal ketika mendapat pesan berantai atau lewat media sosial, jangan langsung 'reply all' atau membalas ke semua. Kemungkinan ini membiarkan orang lain tahu. Akan sangat memalukan jika nantinya informasi ternyata benar. Daripada mempermalukan diri sendiri dan terlihat bodoh di depan umum, lebih baik balas secara pribadi untuk mengonfirmasi kepada oraanng yg menyebarkan.

Balas dengan etika
Tidak ada yang suka ditertawakan. Jika balasan terlalu agresif dan membuat orang merasa bodoh mereka cenderung fokus beralih kepada membela diri. Jadi, balaslah dengan sopan dan halus agar hasilnya positif.

Backup argumen Anda
Bahkan jika Anda dengan etika dan kata-kata halus, penerima belum tentu merasa demikian. Sifat manusia itu, ia mungkin mencoba untuk menghindari merasa bodoh dengan membela klaim, kemudian berselisih argumen dengan Anda. Oleh karena itu, siapkan argumentasi dengan referensi yang benar.



Ambil kesempatan untuk mendidik
Balasan Anda seharusnya menjadi kesempatan untuk membantu pengirim pelajaran kepada yang mengirim berita hoax. Jelaskan reaksi Anda dan kebenaran pesan tersebut.

Komparsi berita
Melakukan perbandingan berita hoak pada beberapa media online yang satu dengan media online yang lain, hal ini dilakukan bila berita yang diperoleh dari media online

Kedewasaan Bersikap 
Seiring bertambahnya usia seseorang akan semakin bijak dalam bersikap dan bertindak

Kembali Ke P4S

Kenapa kembali ke P4S a.k.a Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya
bukan kembali kepada KIM atau Kelompok Informasi Masyarakat
Karena basic kita berusaha adalah di bidang pertanian yang ada di dusun Bulu desa Putren kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, yang dimulai sejak 2010 terutama pada tanaman padi dan hasil olehanya berupa beras dengan merek Srisadono, pada pertengahaan Juli 2015 usaha ini berkembang dengan usaha peternakan sapi serta pemanfaatan limbah kotoran sapi sebagai Biogas dan pupuk organik.
Dengan mensinergikan ke 2 jenis usaha tersebur P4S Adikarya bisa melaksanakan proses usaha pertanian dan peternakan, yang menghasikan banyak kemanfaatan terutama pada limbah hasil pertanian, yang bisa dimanfaatkan disini kita sebut ZWF / Zero Waste Farming dengan urutan prosesnya berupa Food, Feed, Fertilizer dan Fuel disingkat 4F.

Food merupakan hasil pertanian yang bisa di konsumsi oleh manusia
Feed merupakan limbah hasil dari pertanian
Fertilezer merupakan hasil fermentasi kotoran ternak sapi sebagai pupuk organik baik cair dan padat
Fuel merupakan energi berupa BIOGAS sebagai pengganti kayu bakar/LPG atau sebagai sumber energi penggerak genset untuk penerangan.

Kelompok Informasi Masyarakat telah berkembang dengan menyebarkan kegiatan yang ada di P4S Adikarya, melalui media sosial.
Dan Alhamdulillah, beberapa tahun terakhir ini kita di support oleh KOMINFO Kab. Nganjuk Jawa Timur

Pada artikel ini kenapa kami beri judul "Kembali ke P4S" ini upaya kami agar tidak bingung memuat  artikel sesuai pengalaman dan minat di komunitas kami khususnya pertanian terintegrasi dan berkelanjutan, peternakan, dan limbah yang bermanfaat. Meskipun kadang kami menulis beberapa artikel diluar topik tersebut seperti peristiwa - peristiwa yang sedang menjadi tranding topik di beberapa media (online/offline), dengan alasan supaya blog ini bisa menjadi arsip ataupun potongan berita yang bisa diingat.

P4S

P4S APA ITU P4S? Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) adalah: lembaga pendidikan di bidang pertanian dan perd...