Jumat, 29 April 2016

Kebun Sayur Surabaya 2016



Menyiasati penyusutan lahan tanam di kota besar terutama yang hobi berkebun (sayur atau bunga), adalah dengan menanam tanaman secara hidroponik. Dan ini adalah potensi besar bagi segolongan orang yang perduli akan kesehatan, terutama pada makanan yang dikonsumsi.
Lewat acara ini pula KIM Adikarya, mengenalkan konsep pertanian dengan limbah yang bermanfaat.

Brosur KIM Adikarya Sukomoro Nganjuk


Brosur ini kami cetak untuk menyebarkan informasi dan edukasi berupa kegitan yang ada di KIM Adikarya Sukomoro Nganjuk.
Monggo kalau mau di perbanyak, atau yang ingin copy paste, harap ijin dulu.....untuk menyambung silahturahmi.

 

Selasa, 26 April 2016

Rumah Kesekretariatan KIM Adikarya


Merupakan rumah kegiatan dan kesekretariatan (susah nulisnya, saya sebut "kantor" saja), banyak aktifitas ataupun kegiatan yang bisa dilakukan disini, mulai diskusi, sampai bermain bagi anak anak.
So silahkan berkunjung, tapi sebelum berkunjung bikin janji dulu ya, karena banyak aktifitas yang lain, kantor ini terkadang hanya ada anak anak yang bermain, atau pekerja.

Siaran di Radio Suara Anjuk Ladang AKA Nganjuk

Siaran di studio RSAL bersama operator mbak Ambar, topik tentang pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan
Pertama diajak siaran di RSAL, binggung juga dengan singkatan ini, karena yang diketahui RSAL itu adalah Rumah Sakit Angkatan Laut di Surabaya, tapi ini Radio Suara Anjuk Ladang. Baru setelah berbincang lama diketahui Anjuk Ladang (sangsekerta) yang sama artinya dengan kota angin/bayu julukan kota Nganjuk.
Untuk diketahui sebelumnya kenapa disebut kota angin, memang pada musim kemarau, kalau tidak salah pada bulan menjelang Agustus sampai dengan Oktober angin sangat kencang, tapi setelah adanya pemanasan gobal yang bukan isu lagi, musim angin tidak hanya terjadi pada bulan-bulan tersebut, terkadang di musim hujan angin juga sangat kencang.........hehehe itulah kota Nganjuk sekarang.
Pada siaran langsung atau online di RSAL ini adalah mengenalkan tentang Adikarya Agribisnis dengan sistem pertanian dan perternakan, yang di jargonkan dengan ZWF atau Zero Waste Farming yaitu Pertanian / Peternakan dengan Limbah yang bermanfaat.
Sebenarnya ZWF ini adalah konsep lama yang sudah ada sejak dari nenek moyang kita ada dan mengenal pertanian dan peternakan, tapi masih ada yang tertinggal yaitu pemanfaatan limbah kotoran ternak sebagai energi kita sebut Fuel.
Oleh karena itu di ZWF akan menghasilkan 4F yaitu. Food, Feed, Fertilizer dan Fuel.
Nah ........... dari konsep yang telah diterapkan dan pelaksanaanya telah berjalan ini, di adikarya agribisnis, semoga  bisa memberikan pemahaman, dan merubah pola pikir yang sedikit berbeda mengenai pertanian dan peternakan, khususnya petani peternak yang ada di kota anjuk ladang aka Nganjuk.

Jumat, 22 April 2016

Struktur Pengurus KIM Adikarya

Majalah FEMINA 2015 PETANI MODERN

Judul di sampul depan "PETANI MODERN", bukan dengan memiliki peralatan pertanian yang modern, karena industri pertanian di negara kita masih banyak di pengaruhi oleh banyak kepentingan, politik dan birokratis.
Modern di sini karena banyak anak muda (generasi gadget, jempol dan telunjuk), tidak pernah dikenalkan dengan profesi petani. Dimana petani yang merupakan produsen bahan makanan kalah atau tengelam dengan dan oleh industri manufaktur yang banyak menyerap tenaga kerja serta industri hiburan atau entertain.
Tapi Modern dijudul sampul adalah manajemen pengelolaan lahan pertanian yang terintegasi dengan peternakan. Dimana limbah hasil pertanian berupa jerami, sekam, dan bekatul bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, selanjutnya dari limbah peternakan menghasilkan energi berupa biogas yang bisa digunakan sebagai penganti LPG ataupun energi skala rumah tangga, dan bila gas yang dihasilkan itu banyak bisa untuk skala kampung sedangkan sisa hasil akhir berupa bioslurry atau pupuk organik siap pakai untuk dipergunakan di lahan dan bila produksi berlebih bisa dijual secara retail ke petani lain.  



 

Kamis, 21 April 2016

Pedoman Penyembelihan Hewan Qurban


Mengenal Bekatul

Mengenal Bekatul Lebih Jauh

Bekatul (rice bran) adalah hasil samping penggilingan padi yang terdiri dari aleurone layer, seed coat, dan germ. Bekatul dihasilkan pada saat yang bersamaan dengan dihasilkannya beras. Setidaknya 10 persen proses penggilingan padi menjadi beras menghasilkan produk samping berupa bekatul (Shih, 2003).
Diagram alir proses pengolahan beras dan bekatul.
Diagram alir proses pengolahan beras dan bekatul.
Jumlah produksi bekatul berbanding lurus dengan produksi beras. Indonesia yang mayoritas penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok tentunya memiliki produksi bekatul yang cukup besar.  Sebagai gambaran berdasarkan data BPS, produksi padi di Indonesia tahun 2010 mencapai 65,98 juta ton gabah kering giling.  Dengan menghitung 10 persen dari total produksi padi dapat menghasilkan bekatul, diperkirakan ada hasil samping 6,59 juta ton bekatul.
Sangat disayangkan, sampai saat ini pemanfaatan bekatul masih sangat terbatas, yaitu hanya sebagai pakan ternak.  Padahal, laporan penelitian menyebutkan bahwa bekatul mengandung komponen bioaktif pangan yang bermanfaat bagi kesehatan sehingga bekatul sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi pangan fungsional yang bernilai gizi dan menyehatkan.
Kandungan dan manfaat dari bekatul
Komposisi kimia bekatul sangat bervariasi, tergantung kepada faktor agronomis padi, termasuk varietas padi, dan proses penggilingannya.  Bekatul kaya akan vitamin B kompleks (B1, B2, B3, B5, dan B6), vitamin E (tocopherols dan tocotrienols), carotenoids, asam lemak esensial, dietary fiber, asam amino, g-oryzanol, polyphenols, mineral, dan phytosterols.  Komponen-komponen bioaktif bekatul banyak terdapat pada pada bagian seed coat dan aleurone layer.
Manfaat bekatul di antaranya adalah menurunkan secara nyata kadar kolesterol darah, yaitu low density lipo-protein (LDL) cholesterol dan very low density lipo-prortein  (VLDL) cholesterol, serta dapat meningkatkan kadar high density lipo-protein (HDL) pada kolesterol darah.  Kemampuan bekatul dalam menurunkan kadar kolesterol disebabkan adanya kandungan g-oryzanol dan kandungan asam lemak tidak jenuh.
Manfaat lain dari bekatul adalah kemampuannya untuk menurunkan tekanan darah dan meningkatkan metabolisme glukosa yang dibuktikan dengan menggunakan hewan percobaan, yang disebut stroke-prone spontaneously hypertensive rats (SHRSP), yaitu spesies tikus yang secara genetik mengalami hipertensi dan hiperlipidemia. Mekanisme penurunan tekanan darah melalui penghambatan kerja enzim angiotensin I-converting enzyme (ACE), yaitu suatu enzim yang bertanggung jawab terhadap peningkatan tekanan darah.
Di beberapa negara maju, khususnya di Jepang dan Amerika Serikat, kandungan asam amino yang terdapat pada bekatul telah ditambahkan ke dalam produk-produk kecantikan.  Produk-produk tersebut antara lain sabun mandi, pelembab dan pembersih kulit, serta pelembab muka. Tujuan penggunannya adalah untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan kulit.  Kandungan asam amino yang terdapat pada bekatul diketahui sangat sesuai untuk memberikan efek perlindungan kulit. Bekatul juga mengandung asam ferulat (ferulic acid), yang telah diketahui secara luas sebagai antioksidan dan bahan fotoprotektif.  Asam ferulat  akan melindungi asam lemak melawan kerusakan oksidasi yang disebabkan oleh berbagai jenis polutan, peroksida, dan radikal bebas yang dibentuk selama proses metabolisme tubuh.
Bagaimana mengetahui bekatul yang baik
Kandungan lemak pada bekatul mencapai 20 persen. Hal ini dapat menyebabkan penurunan mutu pada bekatul, yaitu terjadinya ketengikan.  Kandungan air yang terdapat di dalam bekatul juga dapat menjadi faktor pemicu terjadinya proses hidrolisis lemak.  Oksidasi lemak pada bekatul dipercepat karena adanya aktivitas enzim lipase yang menghidrolisa lemak pada bekatul menjadi asam lemak bebas yang bersifat labil (mudah mengalami oksidasi).  Kemudian rasa pahit ditimbulkan oleh senyawa peptida hidrofobik dengan berat molekul rendah hasil hidrolisis protein oleh enzim protease. Untuk bisa menjadikan bekatul sebagai pangan yang berkualitas dan awet, komponen penyebab kerusakan dari bekatul harus dihilangkan atau dihambat. Meski demikian, komponen bioaktifnya harus tetapi dijaga agar tidak hilang atau setidaknya dapat meminimalkan kehilangan komponen tersebut.
Pohon industri bekatul
Pohon industri pemanfaatan bekatul (Modifikasi dari Cosmetic Ingredient Review Expert Panel, 2006)
Pohon industri pemanfaatan bekatul (modifikasi dari Cosmetic Ingredient Review Expert Panel, 2006).
Dengan proses stabilisasi menggunakan suhu dan waktu tertentu (pemanasan) dapat dihasilkan fiber ingredient dan proses ekstraksi yang selanjutnya dapat menghasilkan minyak dan bahan non-minyak.  Penggunaan bekatul di luar negeri (misalnya di Jepang dan AS) secara komersial diperoleh dengan mengekstraksi bekatul menjadi minyak goreng.  Selain itu, bekatul telah digunakan dalam industri pangan, serta sebagai bahan baku industri farmasi dan industri kecantikan.
Cara penyimpanan bekatul
Setelah proses stabilisasi, penyimpanan bekatul yang awet memegang peranan penting agar bekatul tidak mudah rusak. Kerusakan bekatul kemungkinan disebabkan oleh ketengikan akibat terjadinya oksidasi atau hidrolisis kandungan lemak yang terdapat pada bekatul. Dengan kandungan air berkisar antara 6-7 persen, bekatul sebaiknya disimpan dalam tempat yang dingin dan kering sehingga tidak mudah ditumbuhi oleh mikoorganisme perusak. Bekatul dapat disimpan dalam kemasan plastik (contohnya polyethylene atau PE) agar memberi perlindungan terhadap terjadinya pencemaran, kerusakan fisik, dan dapat menahan perpindahan gas dan uap air.

Cara mengonsumsi bekatul
Tepung bekatul dapat digunakan sebagai bahan subtitusi roti, cookies, minuman berserat, dan sereal sarapan.  Untuk dijadikan sebagai penganan, bekatul dapat dicampur dengan bahan lain pada pembuatan biskuit, kue, dan sereal. Substitusi 10-15 persen bekatul ke dalam tepung terigu dapat memberikan hasil yang optimal penerimaan konsumen pada produk kue kering dan roti manis. Substitusi tepung bekatul awet sebanyak 20 persen juga telah diaplikasikan pada produk breakfast rice bran cereal.

Produk olahan bekatul dalam bentuk breakfast rice bran cereal.
Pemanfaatan bekatul menjadi produk minyak bekatul (rice bran oil atau RBO) telah lama dilakukan di beberapa negara maju, khususnya di Jepang dan Amerika Serikat. RBO merupakan salah satu minyak yang telah dijual di masyarakat umum.  RBO terutama digunakan sebagai bahan baku produk (makanan rigan), margarin, dan mayones.


Penulis: Ardiansyah, peneliti dalam bidang pangan di Universitas Bakrie, Jakarta, serta alumnus Tohoku University, Jepang. Kontak: arditpg@gmail.com.

Rabu, 20 April 2016

Bloat / Kembung pada Hewan Ternak

Bloat / Kembung pada Hewan Ternak

Bloat atau tympani merupakan penyakit alat pencernaan yang disertai penimbunan gas dalam lambung akibat proses fermentasi berjalan cepat. Pembesaran rumenoretikulum oleh gas yang terbentuk, bisa dalam bentuk busa persisten yang bercampur isi rumen (kembung primer) dan gas bebas yang terpisah dari ingesta (kembung sekunder). Bloat atau kembung perut yang diderita sapi, dapat menyebabkan kematian karena struktur organ sapi yang unik. Dimana pada sapi, jantungnya terletak disebelah kanan perut, bukan dibagian dada seperti halnya manusia. Hal tersebut akhirnya menyebabkan jantung sapi terhimpit oleh angin dan asam lambung saat menderita kembung. Karena kembung yang terjadi, mendesak dan mengakibatkan perut sapi membesar kesamping. Kematian pada sapi yang menderita kembung perut, biasanya rentan terjadi karena ketidaktahuan dan salah penanganan oleh peternak. Saat sapi mengalami kelumpuhan dengan perut yang kembung, banyak peternak yang memposisikan sapi mereka telentang. Hal itu menyebabkan, jantung sapi terhimpit dengan lebih cepat. Namun penyakit kembung perut tidak membahayakan atau menular kepada binatang lain atau manusia, daging sapi yang terserang penyakit inipun masih aman untuk dikonsumsi.
Kembung merupakan akibat mengkonsumsi pakan yang mudah menimbulkan gas di dalam rumen. Kondisi rumen yang terlalu penuh dan padat yang berujung menurunkan gerakan rumen dan menurunkan derajat keasaman dari rumen. Pakan hijauan yang masih muda dapat memicu timbulnya bloat, selain itu tanaman kacang-kacangan juga memicu timbulnya kembung
(Sitepoe, 2008).
FAKTOR PENYEBAB BLOAT/ KEMBUNG PERUT
1. Penyebab primer, akibat fermentasi makanan yang berlebihan dan hewan tidak mampu mengeluarkan gas, terjadi akumulasi gelembung gas
2. Penyebab sekunder berupa gangguan fisikal pada daerah esophagus oleh benda asing, stenosis atau tekanan dari perluasan jalan keluar esophagus.
3. Faktor individu
a. Ternak dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik cenderung mudah mengalami kembung
b. Susunan dan derajat keasaman (Ph) air liur
4. Faktor pakan:
a. Pemberian leguminosa, Centrocema dan alfafa secara berlebihan. Pemberian rumput terlalu muda yang banyak mengandung air dan berprotein tinggi secara berlebihan atau karena tidak dilayukan.
b. Pemberiaan makanan konsentrat yang terlalu banyak
c. Adanya sumbatan pada kerongkongan
d. Merumput pada lahan yang baru dipupuk, memakan racun dan ubi atau tanaman sejenis yang dapat menahan keluarnya gas dari perut.
e. Terlalu banyak mengkonsumsi rumput basah atau berembun.
f. Pergantian jenis makanan tertentu yang memyebabkan produksi gas berlebihan
Proses Terjadinya Bloat
GEJALA KLINIS
1. Ternak nampak resah dan berusaha menghentakkan kaki atau mengais-ais perutnya
2. Sisi perut sebelah kiri nampak membesar dan kencang.
3. Apabila bagian perut ditepuk/dipukul dengan jari akan terdengar suara mirip suara drum
4. Ternak mengalami kesulitan bernapas atau sering bernpas melalui mulut.
5. Nafsu makannya menurun drastis, bahkan tidak mau makan sama sekali.
6. Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian
7. Pulsus nadi meningkat, terdengar eruktasi
PENCEGAHAN
1. Tidak membiarkan ternak dalam kondisi terlalu lapar
2. Memberikan tempat bagi ternak untuk leluasa melakukan gerakan seperti berjalan-jalan, Sebelum diberikan hijauan segar diberikan terlebih dahulu jerami kering atau rumput kering
3. Menghindari pemberian hijauan terutama legum maksimal 50%.
4. Apabila ternak di gembalakan usahakan setelah tidak ada embun
PENGOBATAN
1. Pertolongan pertama dengan menempatkan kaki ternak pada tempat yang lebih tinggi, mulut dibuka dan sepotong kayu dimasukkan melintang pada kedua ujungnya dikaitkan tali yang dililitkan disamping kepala sampai ke belakang tanduknya agar tidak lepas dan gas dapat segera keluar.
2. Ternak diberi minyak goreng 100-200 ml atau lebih, minyak kayu putih atau minyak atsiri lainnya diberikan melalui mulut maupun dicampur air hangat.
3. Memberikan obat-obatan seperti Anti Bloat (bahan aktif: Dimethicone), dosis sapi/ kerbau: 100 ml obat diencerkan dengan 500 ml air, sedang untuk kambing/ domba: 25 ml obat diencerkan dengan 250 ml air, kemudian diminumkan. Wonder Athympanicum, dosis: sapi/ kerbau: 20 – 50 gram, sedang untuk kambing/ domba: 5 – 20 gram, dicampur air secukupnya, kemudian diminumkan.
4. Apabila keadaan ternak sudah parah maka upaya pengeluaran gas dengan cara menusuk perut ternak sebelah kiri dengan trocoar dan cannula.
Pengobatan Bloat
KESIMPULAN
Bloat pada ternak ruminansia merupakan hasil dari beragam faktor. Elemen yang ditemukan paling berperan adalah fermentasi bahan makanan oleh mikrobial rumen yang menghasilkan gas yang tidak dapat dikeluarkan. Rumen bloat biasanya terdeteksi dengan menggelembungnya perut kiri sedangkan abomasum bloat khas terjadi pada perut sebelah kanan.

Minggu, 17 April 2016

Rumah Baca Al Faathir


 

Rumah Baca Al-Faathir
Berdiri untuk memberikan tempat bagi anak untuk bemain, belajar dan bereksplorasi dengan alam dan lingkungannya, supaya mereka bisa mencari jati diri sesuai dengan tujuan penciptaan-Nya, menjadi khalifah di muka bumi ini.

Buka tiap hari, dari jam 14.30 - 16.00 dilanjutkan dgn Sholat Ashar dan mengaji bersama di Masjid I'anaturahmah - 17.30. (Kecuali Hari Jumat, dari jam 15.00- 17.30)

Tersedia buku bacaan, mading, crafting, origami, menggambar,  bermain sepeda bersama, english story, 
fun farming untuk mengembangkan intelektual curiosity anak pada lingkungan, alam dan Pencipta-Nya.

Don't teach me! 
I LOVE TO LEARN!


Bio Slurry Biogas

REFUGIA

Masih asing dengan istilah REFUGIA ini, mungkin dengan bahasa singkatnya adalah tanaman pagar untuk menghalau OPT/ organisme pengganggu tanaman produktif, dimana tanaman pagar tadi sebagai rumah tinggal/sarang bagi serangga predator.
Beberapa jenis tanaman yang bisa di jadikan refugia/tanaman pagar, yang mudah diketemukan serta mudah dikembangkan di lokasi pertanaman padi atau bawang merah di Indonesia diantaranya sbb :
  • Bunga Matahari
  • Bunga Tanaman Kenikir 
  • Bunga Kertas
  • Bunga Tapak Dara 
  • dll



Selasa, 05 April 2016

Pertanian Sehat Berwawasan Lingkungan oleh Triono Basuki

Penggunaan bahan kimia secara berlebihan dalam penatalaksanaan pertanian di Tanah Air mengundang keprihatinan Triono Basuki. Dampak bahan kimia itu merusak lingkungan dan mengancam keselamatan jiwa manusia. Kondisi ini memotivasi dia mengampanyekan pertanian sehat berwawasan lingkungan.
Basuki, sapaannya, adalah petani di Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Di dunia pertanian, terutama bidang tanaman pangan, ia boleh dibilang pendatang baru. Persinggungan dia dengan tanaman pangan baru berbilang tahun.
Jadilah, ia sering dicemooh rekan-rekan sesama petani. Namun, dia tak patah arang mengajak mereka menerapkan pola tanam berwawasan lingkungan demi mendapat hasil yang sehat dikonsumsi orang.
Basuki percaya makanan yang tak banyak terkontaminasi bahan kimia terjaga kandungan gizinya. Makanan sehat hanya dihasilkan dari proses pertanian yang tidak banyak menggunakan bahan kimia.
Dalam konsep Basuki, petani tidak boleh hanya mengeksploitasi sawah, tetapi juga bertanggung jawab menjaga kondisi tanah tetap subur. Dengan metode pertanian yang menggunakan pupuk kimia mencapai 750 kilogram (kg) hingga 1 ton per hektar, sawah tidak menjadi subur, justru kian tandus. Apalagi, ditambah pemakaian obat pembasmi hama dan penyakit berbahan kimia akan mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Buktinya, produktivitas gabah terus merosot. Jika sebelumnya 7 ton per hektar, kini di Madiun rata-rata 5,4 ton per hektar. Di sisi lain, kebutuhan pemakaian pupuk anorganik semakin tinggi. Jika lima tahun lalu rata-rata per hektar sawah cukup dengan 300-500 kg pupuk anorganik, kini kebutuhan mencapai 1 ton per hektar. Adapun rekomendasi Kementerian Pertanian, satu hektar sawah idealnya hanya 250 kg.
”Ini karena tanah sawah kita miskin kandungan unsur hara. Jika tidak dibarengi penggunaan bahan kimia yang berlebih, tidak mampu menghasilkan produksi tinggi. Di Madiun, misalnya, kandungan unsur hara rata-rata kurang dari 1 persen,” katanya.
Untuk mengembalikan kesuburan tanah, petani harus mengurangi pupuk kimia dan memperbanyak pupuk organik. Seruan mengurangi pupuk kimia berkali-kali disampaikan pemerintah pusat dan daerah. Namun, seruan itu menjadi ”pepesan kosong” karena tak dibarengi pendampingan di lapangan dan pemberdayaan petani.
Basuki berusaha memberdayakan petani untuk memproduksi pupuk organik sendiri. Bahan bakunya tersedia di lingkungan sekitar dan murah. Sebagai contoh, memanfaatkan limbah yang terbuang, seperti kotoran dan urine sapi, abu hasil pembakaran pabrik gula, serta katul atau kulit ari padi.

Menghemat biaya
Setelah melakukan uji coba selama tiga tahun, Basuki menemukan formulasi untuk membuat pupuk organik. Setiap 50 persen kotoran sapi dia campur dengan 40 persen abu pabrik, 5 persen bekatul, 2,5 persen urine sapi yang telah diproses menjadi fermentor, serta 2,5 persen kalsium. Dengan pupuk organik ini, sehektar sawah hanya memerlukan maksimal 300 kg pupuk.
Sebagai gambaran, setiap hektar sawah yang dikelola secara kimia memerlukan minimal 300 kg pupuk urea, 300 kg ZA, 400 kg NPK, serta insektisida kimia. Total biaya minimal yang diperlukan mencapai Rp 3,5 juta.
Dengan pupuk organik, setiap hektar sawah yang menggunakan kombinasi pupuk organik dan pupuk kimia hanya memerlukan biaya maksimal Rp 1.750.000.
Hasilnya, setiap hektar sawah yang menggunakan formulasi Basuki produktivitasnya hingga 7,5 ton gabah. Sementara sawah yang dipupuk 100 persen anorganik hanya menghasilkan maksimal 5,4 ton gabah. Perlakuan ini diterapkan pada varietas lokal Ciherang dan Pandanwangi.
Untuk gabah yang dihasilkan, Basuki mengklaim lebih sehat dibandingkan dengan gabah umumnya. Alasannya, proses penatalaksanaan tanaman dilakukan secara alami sehingga memperkecil kandungan bahan kimia dalam beras. Harga beras sehat Basuki dipatok Rp 7.000 per kg, di atas harga pasaran Rp 5.200 per kg di tingkat petani.
Manfaat sampingan dengan pupuk organik, petani memperbaiki kandungan unsur hara tanah. Pupuk organik merangsang tumbuhnya mikro-organisme dan memproduksi unsur hara seperti cacing. Berpunggungan dengan pupuk organik, pupuk kimia membunuh mikro-organisme dalam tanah. ”Di sinilah konsep wawasan lingkungannya,” tuturnya.
Sedikitnya empat kelompok tani menjadi binaan Basuki. Setiap kelompok beranggotakan 50-60 orang. Dia juga membina petani perorangan yang ingin belajar. Ia pun mendirikan forum diskusi bagi petani.

Proses sertifikasi
Basuki bercerita, formulasi pupuk organik dalam proses sertifikasi untuk mendapatkan Standar Nasional Indonesia. Bersamaan dengan itu, ia mengurus sertifikasi beras sehat yang dihasilkan.
Ia bermimpi dapat menerapkan penatalaksanaan pertanian yang 100 persen berwawasan lingkungan. Petani benar-benar zero pupuk dan pestisida kimia.
Kendati masih proses sertifikasi, Basuki sering diminta menjadi pemateri dalam berbagai acara pertanian. Berkat perjuangannya mengampanyekan pertanian sehat berwawasan lingkungan, Basuki terpilih menjadi petani berpotensi di Madiun.
”Saya memberikan materi secara gratis. Kadang saya diberi uang transpor. Petani silakan membuat pupuk sendiri. Kalau mau beli, bisa menebus Rp 60 per kg sebagai pengganti ongkos transpor. Itu pun uangnya diberikan kepada kelompok,” ujar anggota Kelompok Tani Sejahtera Desa Kaibon, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun, ini.
Dari mana Basuki mendapatkan ilmu? Selain pengalaman di sawah, dia juga belajar lewat buku yang dibeli di pasar loak. Hampir setiap minggu dia berburu buku di pasar loak Madiun. Dia juga sering berdiskusi dengan petani yang lebih senior.
Ia berasal dari keluarga petani dengan kepemilikan sawah kurang dari sehektar. Orangtuanya hanya mampu membiayai dia hingga tamat sekolah teknik menengah jurusan otomotif.
Selepas sekolah, dia berharap mendapat pekerjaan di kantor. Namun, dia diterima sebagai sopir perusahaan jasa ekspedisi angkutan barang.
Menyadari sebagai sopir tak membuat dia sejahtera, Basuki menjadi pembudidaya tanaman hias. Berbagai ajang pameran dia ikuti demi mempromosikan tanaman hiasnya. Seiring dengan berlalunya kejayaan bisnis tanaman hias, meredup pula penghasilannya. Dia lantas pulang kampung.
Basuki lalu menggarap sawah milik orangtuanya. Namun, sumber mata pencaharian satu-satunya ini pun produksinya merosot. Padahal, biaya produksi pertanian semakin tinggi. Setiap menjelang musim panen, dia dihantui ancaman kegagalan dan utang bertumpuk.
Kini, semua itu menjadi masa lalu. Basuki mampu mendongkrak kesejahteraan petani, membangun pola hidup sehat, dan memperbaiki lahan pertanian.
Triono Basuki
• Usia: 42 tahun • Istri: Murtinah • Anak: Dimas Sarung Wicaksono • Pendidikan: STM PGRI I Kediri Jurusan Teknik Otomotif
[Runik Sri Astuti]
Sumber: Kompas, 13 April 2011
 http://rumahpengetahuan.web.id/triono-basuki-pertanian-sehat-berwawasan-lingkungan/

Syukur Petani pada Refugia

Deretan kenikir berbunga kuning dan jingga, serta
tanaman bunga pukul delapan berwarna putih, menghiasi kawasan pertanian di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (23/3). Bunga-bunga itu penyokong sawah pertanian yang produktif.
Dua tahun terakhir, para petani di Desa Pliken menanam serta merawat kenikir dan bunga pukul delapan (mekar pukul 08.00-10.00) di tepi hamparan sawah. Tanaman itu dipelihara baik, tidak sekadar demi keindahan areal persawahan. Namun, lebih dari itu, yakni membangun sebuah ekosistem pertanian hayati bebas pestisida.
Tanaman bunga menjadi semacam pagar bagi berkembangbiaknya hama pengganggu tanaman padi, seperti penggerek batang. Tanaman itu adalah jenis refugia, tempat hidup dan sumber pakan musuh alami hama padi. Selain bunga kenikir dan bunga pukul delapan, beberapa jenis tanaman lain yang termasuk refugia adalah bunga kertas dan bunga matahari. Pemanfaatan tanaman refugia di Desa Pliken sejak 2014, di bawah program pendampingan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) perwakilan Indonesia. Penanaman refugia bagian dari pengelolaan hama terpadu (PHT) melalui pendekatan penyelamatan lingkungan. Selain di Kabupaten Banyumas, program itu ada di Kabupaten Klaten di Jawa Tengah; Karawang dan Indramayu di Jawa Barat; serta Banyuwangi dan Bojonegoro di Jawa Timur.
Keberadaan refugia menyokong perkembangan serangga menguntungkan, musuh atau predator alami. Sejalan keberadaan musuh alami hama padi, konsumsi pestisida pun turun.
Menurut dosen Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), yang juga Ketua Tim Ahli FAO, National Consultant untuk pestisida, Y Andi Trisyono, serangga predator dalam satu siklus hidupnya bisa memangsa lebih dari satu wereng. Contohnya, laba-laba bisa menghabiskan 20 wereng dalam satu siklus hidupnya.
Serangga predator bisa parasitoit (kecil dan tidak kasatmata). Parasitoit dibedakan endoparasitoit dan ektoparasitoit.
Endoparasitoit hidup dalam wereng atau telurnya dan membunuh wereng dari dalam. Apabila telur wereng menetas, yang keluar endoparasitoit.
fa7b8d6eebc4425ea6dca65770fc18bfKOMPAS/SIWI NURBIAJANTI–Deretan tanaman refugia dari jenis bunga kenikir memenuhi pinggir sawah di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (22/3). Petani, didukung Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) perwakilan Indonesia, mengembangkan tanaman refugia sejak 2014. Tanaman refugia tempat hidup dan sumber pakan bagi musuh alami atau predator alami hama tanaman padi.

Penelitian di Kabupaten Bantul pada 2013, endoparasitoit dalam telur wereng coklat bisa merusak 20-30 persen telur wereng. “Kalau petani menggunakan pestisida, parasitoit akan mati duluan sehingga tidak bisa membunuh wereng,” katanya.
Sementara ektoparasitoit membunuh wereng dengan menempel. “Alam ini penuh organisme yang membantu petani. Penggunaan pestisida berlebihan justru berbahaya,” kata Andi.
Petani di Desa Pliken membuktikan itu. Di sana, tiga kelompok tani menerapkan PHT dengan pendekatan penyelamatan lingkungan: Kelompok Tani Sumber Rejeki 1, Sumber Rejeki 2, dan Sumber Rejeki 4, dengan total luas areal 75 hektar.
Sucipto, Ketua Kelompok Tani Sumber Rejeki 2, mengatakan, saat ini petani hidup tanpa pestisida. Pemberantasan hama, seperti wereng coklat dan penggerek batang, sepenuhnya berjalan alami. Predator alami hama tumbuh di refugia.
Budidaya refugia
Budidaya tanaman refugia sangat mudah. Bunga kenikir tumbuh dari biji bunga yang ditebar. Bunga pukul delapan diperbanyak dengan stek batang.
Awalnya, refugia di areal sawah kerap rusak. Keindahan bunganya menarik perhatian anak-anak untuk memetiknya. Demi menjaga tanaman, Sucipto mendatangi sekolah dan memberikan sosialisasi kepada siswa agar tidak memetik bunga refugia.
Kini, selain hidup tanpa pestisida, banyak manfaat lain dirasakan petani. Seiring membaiknya ekosistem pertanian di wilayah itu, produktivitas padi di Desa Pliken meningkat.
Pada 2012, rata-rata produksi padi di Desa Pliken hanya 6,5 ton per hektar. Tahun 2014, sejalan dengan dimulainya program PHT, produktivitas tanaman padi meningkat jadi 7,43 ton per ha. Produktivitas kembali meningkat jadi 7,67 ton per ha dan saat ini 7,83 ton per ha. Di sisi lain, biaya membeli pestisida dan pupuk kimia berkurang.
“Yang tidak kalah penting, kualitas beras juga sehat karena bebas pestisida,” kata Sucipto. Kini, petani Desa Pliken memenuhi sendiri kebutuhan beras bagi 8.400 warganya dan menghasilkan surplus hingga 960 ton per tahun.
Tak hanya menanam refugia, dalam pengendalian hama, petani juga memanfaatkan agen hayati berupa campuran bahan-bahan organik yang difermentasi. Petani mampu membuatnya sendiri dengan harga jauh lebih murah ketimbang harga pasar, seperti jenis coryne, yang antara lain dibuat dari bahan kentang, gula pasir, air, dan agar-agar.
Selain menggunakan pupuk organik, petani bahu-membahu melakukan gropyokan tikus sebelum tanam. Mereka juga menggunakan varietas unggul dan sistem tanam jajar legowo.
Penggunaan pupuk organik memang belum sepenuhnya, petani masih mencampurkan pupuk kimia. Secara rutin, petani mengamati hama di sawah dan berdiskusi membahas hasilnya sekali sepekan. “Dalam satu kali musim tanam, pengamatan sebanyak 12 kali,” kata Sucipto.
Kini, para petani bertekad tetap mempertahankan bertani lebih ramah lingkungan. Mereka juga bertekad mengembangkannya ke areal lebih luas di wilayah kecamatan lain, meski tanpa fasilitas dari FAO, yang menurut rencana berakhir Juni 2016.
Assistant FAO Representative Program Ageng Herianto berharap upaya PHT tersebut tetap dipertahankan. Dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah, sangat diharapkan.
Oleh karena itu, ia menggandeng institusi akademisi, antara lain UGM, untuk ikut mendampingi petani dalam melaksanakan PHT lanskap tersebut.
Libatkan mahasiswa
Menurut Direktur Direktorat Pendamping Masyarakat UGM Irfan D Prijambada, pihaknya akan berpartisipasi membantu petani dalam PHT melalui program kuliah kerja nyata (KKN). Rata-rata setiap tahun, sekitar 7.000 mahasiswa disebar untuk mengikuti KKN.
Kepala Subdirektorat Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman-Cerelia, Kementerian Pertanian, Deddy Ruswansyah menambahkan, PHT bukan hanya teknologi, tetapi yang utama adalah mengubah perilaku petani. Oleh karena itu, upaya tersebut memang membutuhkan dukungan banyak pihak, tidak bisa ditimpakan semuanya kepada pemerintah.
Selama ini, pemerintah juga memberikan bantuan PHT kepada para petani senilai Rp 17 juta untuk setiap kelompok tani. Tahun lalu, jumlah kelompok tani yang mendapat bantuan sebanyak 510 kelompok, sementara tahun ini 700 kelompok.
Di tengah sistem pertanian modern yang boros pestisida dan pupuk kimia, para petani di Desa Pliken melawan arus. Kebutuhan bahan kimia beracun ditekan, diganti deretan bunga-bunga refugia yang merekah indah.—SIWI NURBIAJANTI
—————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 2 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Syukur Petani pada Refugia”.
sumber:  http://rumahpengetahuan.web.id/syukur-petani-pada-refugia/

P4S

P4S APA ITU P4S? Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) adalah: lembaga pendidikan di bidang pertanian dan perd...