Sabtu, 27 Februari 2016

Pakan Ternak dan Ikan Olahan dari Kotoran Sapi



Limbah kotoran sapi selalu menjadi persoalan lingkungan karena dapat mencemari sungai, berbau dan sumber penyakit. Namun di tangan empat mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, kotoran sapi diolah menjadi pakan ternak, pupuk dan media tanam jamur.

Erina Aprilia Hidayati, Munawaroh, Arif Suryo Nugroho dan Faiq mengubah kotoran sapi lebih bermanfaat dan menghasilkan.  "Kami meneliti kotoran sapi melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat," kata Erina, Jumat 8 Mei 2015.

Mereka memanfaatkan kotoran sapi yang menjadi limbah di Dusun Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Kota Batu. Peternak sapi hanya memanfaatkan kotoran sapi yang ditangkap gas metananya sebagai biogas.

Sayangnya, warga tak memanfaatkan limbah cair dan ampas kotoran sapi. Kadang mereka mengalirkannya ke sungai sehingga mencemari lingkungan.

Para mahasiswa itu memisahkan limbah padat dan cair mengunakan spiner. Setelah terpisah ampas kotoran ditambah dedak, tepung ikan dan EM4 untuk mempercepat fermentasi.

Hasilnya padatan kotoran sapi bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pakan ikan, pupuk padat dan media tanam jamur.
Sedangkan limbah cair dimanfaatkan untuk pupuk cair. Olahan limbah kotoran sapi dinamakan Paprika Manjur (pakan ternak, pakan ikan, pupuk organik dan media tanam jamur) bernilai ekonomis tinggi dan ramah lingkungan.

Meski banyak produk sejenis, namun mereka optimistis bakal diborong pembeli. Lantaran lebih aman, berasal dari bahan alami, dan harganya murah sehingga peternak mendapat dua manfaat sekaligus.  Yakni mengolah kotoran sapi yang menguntungkan dan menyelamatkan lingkungan dari pencemaran lingkungan.

Ketua Kelompok Tani Sumber Hasil Toyomerto, Soedardji mengatakan selama ini warga kebingungan membuang limbah biogas. Biasanya mereka membuang limbah cair kotoran sapi langsung sungai. "Sehingga kotoran sapi menimbulkan masalah," katanya.

Perkampungan berpenduduk 800 keluarga ini memilih menggunakan biogas limbah kotoran ternak sapi. Mereka membangun sekitar 27 unit reaktor menangkap gas metana sebagai pengganti gas elpiji. "Dulu setiap bulan membeli gas elpiji Rp 75.000," katanya.

Populasi sapi perah di Toyomerto mencapai 1.200 ekor. Sekitar 70 persen penduduk memanfaatkan gas metana. Selain mencegah pencemaran sumber air juga bermanfaat secara ekonomis. Setiap reaktor dimanfaatkan 5-10 keluarga dengan kepemilikan sapi mencapai 25 ekor.

Sumber : TEMPO.CO , Malang.

Minggu, 21 Februari 2016

Anak di Bawah Umur Mengendarai Motor, Salah Satu Bentuk Kelalaian Orang Tua.

Hari Minggu kemarin, mau tak mau akhirnya kita harus berurusan dengan "TETOT'ERS", julukan kami bagi anak bawah umur yang mengendarai motor.
Dengan memakai motor matic baru, masih belum ada plat nomornya serta membonceng ibu dan adiknya yang tanpa helm, si Tetot'ers cewek kelas satu smp berusia sekitar 14 tahun ini, menabrak bember belakang mobil kami. Setelah menyalip mobil di belakang kami dengan kencang, dia kaget dan tidak bisa menguasai lagi motornya dan langsung menabrak bemper mobil belakang.
Untunglah tidak ada yang terluka. Hanya bagian belakang mobil dan motornya yang penyok.
Dengan wajah pucat dan merasa bersalah, si Tetot'er dan ibunya menurut sajak kita ajak ke kantor polisi terdekat.
Sebenarnya tidak tega juga mau memperkarakan dan mobilpun ada asuransinya, hanya saja, kami memang ingin memberi pelajaran juga kepada mereka supaya lebih berhati-hati dan mentaati peraturan lalu lintas. Kadang, nyawa adalah taruhannya.



Sepertinya sekarang wajar ya kalau melihat anak kecil naik sepeda motor. Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat setiap orang dengan mudahnya memiliki motor. Ironisnya, motor yang sejatinya untuk sarana transportasi terkadang digunakan sebagai ajang pamer dan gengsi semata. Banyak anak di bawah umur yang bangga kalau mereka bisa naik motor dan kebut-kebutan di jalan, meski mereka belum memiliki SIM.
Banyak anak-anak di bawah umur dan anak muda bahkan rela sampai mengancam bunuh diri kepada orang
tuanya supaya dibelikan motor agar tidak dianggap cupu oleh teman-temannya.. Banyak anak SD dan SMP juga yang telah dibiarkan secara bebas oleh orang tuanya menggunakan motor, padahal mereka juga belum pantas untuk mendapatkan Surat Ijin Mengemudi (SIM)..

Melihat fenomena tersebut, kepolisian pun beranggapan itu adalah tanggung jawab bersama, mengingat dari pihak kepolisian kerap melakukan sosialisasi ketiap-tiap sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah pertama (SMP), guna untuk meberikan penjelasan bahayanya anak dibawah umur mengendarai sepeda motor. Untuk itu, peran orang tua sangat penting, mengingat mereka memiliki otoritas penuh terhadap anaknya.

Sesuai aturan berlalu lintas, seseorang baru boleh memiliki SIM C (untuk kendaraan bermotor) ketika sudah
berumur 16 tahun. Rata-rata anak SMP berumur 12 - 15 tahun. Kalau anak SD tentu jauh dibawahnya. Nah itu artinya anak-anak ini belum memenuhi syarat untuk memiliki SIM C walau semahir apapun mereka
mengendarai sepeda motor.

Dalam mengendarai sepeda motor bukan hanya diperlukan kemahiran, tetapi juga tanggung jawab dan pemahaman terhadap aturan berlalu lintas yang berlalu. Kemahiran memang bisa diperoleh dari banyak berlatih, tapi tanggung jawab dan pemahaman tidak bisa. Rata-rata anak dibawah umur belum bisa bertanggung jawab dalam menggunakan kendaraan bermotor, hanya sekedar asal naik dan asal bisa. Kalau urusan pemahaman terhadap aturan yang berlaku, bagaimana mereka bisa disebut paham kalo mereka naik motor tanpa memiliki SIM, yang sebenarnya sudah menunjukkan ketidakpahaman terhadap aturan yang berlaku kan?!

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan data kematian akibat kecelakaan lalu lintas tetap tinggi beberapa tahun terakhir. Sekitar separuh dari kematian akibat kecelakaan lalu lintas melibatkan pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Tanpa upaya pencegahan, WHO memperkirakan menjelang tahun 2020 setiap tahun diperkirakan 1,9 juta orang meninggal di jalan. 

Dalam hal ini peran orang tua sangat penting untuk mendidik dan membimbing anaknya. Sebaiknya orang tua jangan menuruti keinginan anak saja. Berilah mereka kendaran yang pas sesuai dengan usia mereka. Lebih baik memberikan sepeda dan membiarkan bermain di jalan atau di lapangan bersama teman-temannya karena sepeda lebih aman untuk mereka. 

Orang tua sebaiknya juga memberikan pemahaman kepada anak tentang kapan sebaiknya mereka berkendara. Jangan lupa, tanamkan pula sifat disiplin untuk tertib berlalu lintas. Jika mereka sudah diajari untuk disiplin dan beretika di jalan, kelak mereka akan menjadi pengguna jalan yang bertanggung jawab, siapa tahu dengan hal ini kecelakaan di jalan bisa berkurang. 

---oOo----


Jumat, 19 Februari 2016

Profil Femina 16 - 22 Januari 2016

Alhamdulillah mendapat kesempatan menjadi profil Femina edisi 16 - 22 Januari 2016.
Memilih untuk menjadi petani mandiri, cerdas dan kreatif dengan Zero Waste Farming untuk 4F (Food, Feed, Fertilizer and Fuel).
Semoga tetap istiqomah...







Hand Made Bag Kreasi Ibu - Ibu TK Pertiwi Putren 2

Kreatif dan produktif itu adalah dengan memanfaatkan waktu menunggu anak sekolah, dengan menghasikan karya yang bermanfaat dan bernilai.
Meski sambil ngerumpi dan ngobrol seperti biasa, tapi tangan- tangan terampil ibu- ibu di TK Pertiwi Putren 2 ini bisa menghasilkan karya - karya yang yang cantik.





 Dari kain perca dan blacu, dihasilkan hand made bag cantik seperti berikut.








Alhamdulillah, waktu senggang bisa lebih bermanfaat, semoga bisa lebih membantu perekonomian keluarga.

Bisa juga pesan dengan motif sulam atau desain sendiri.
Monggo, silakan yang berminat bisa wa/sms di 085748605277.

...oOo...

Selasa, 09 Februari 2016

MEA sudah diberlakukan.

Tanpa upacara khusus, secara resmi MEA sudah diberlakukan.
MEA secara ringkas berisi lima hal, yaitu diberlakukannya arus bebas antar sesama negara di ASEAN, meliputi :
1. Arus bebas Barang
2. Arus bebas Jasa
3. Arus bebas Tenaga Kerja Terampil.
4. Arus bebas Modal
5. Arus bebas Investasi
Untuk kelima hal tersebut, kita punya kesempatan yang sama. Apakah kita akan menyerbu negara Asean lain dengan Barang, Jasa, Tenaga Kerja Trampil, Modal dan Investasi, atau sebaliknya justru kita yang akan diserbu? Semuanya terpulang kepada kita sebagai pelaku usaha...!
- 1.000 warga Filipina sejak Oktober 2015 telah mengikuti kursus Bahasa Indonesia dan pada Maret 2016 akan diberi pelatihan tentang penggunaan GPRS serta belajar Kebudayaan Indonesia untuk disiapkan menjadi SOPIR TAKSI di Indonesia.
- Ratusan pebisnis dari Thailand telah mengikuti kursus kilat bahasa Jawa untuk bisa masuk berbisnis di Jawa tanpa perantara.
- Di Vietnam, Ribuan Guru sedang melaksanaan kursus Bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia agar bisa membuka Les Private Bahasa Inggris dan Mandarin di Indonesia.
- Ratusan Konsultan Keuangan dan Akuntan di Singapura yang tidak terserap lapangan pekerjaan di Singapura sedang belajar Khusus Budaya Jawa, Bali dan NTB untuk bisa mendirikan Lembaga Konsultan Keuangan pada wilayah tersebut.
- Ribuan warga Miyanmar mulai Febuari 2016 membuka pelatihan Montir kendaraan bermotor dan Service HP untuk penempatan di Indonesia.
Lalu, apa yang sudah dipersiapkan oleh warga Indonesia untuk bersaing dengan mereka di Negeri sendiri?
Atau bersiap hijrah ke negeri mereka dengan berbekal kemampuan?
Atau kabur berhijrah tanpa bekal dan ketika pulang seluruh Tanah dan (mungkin) Rumah kita sudah dibeli oleh warga asing?
Apakah kita hanya ingin menjadi penonton, atau menjadi sasaran yang diserbu, atau justru menjadi eksportir yang menyerbu pasar di negara ASEAN lainnya...?!
Siapkan diri kita dengan skill berbisnis antar negara, mari selalu berinovasi atau kita akan terlibas duduk menjadi penonton.

Senin, 08 Februari 2016

Memilih Bakalan Sapi Jantan/ Betina

Tips cari bakalan yg bagus,
‪#‎postur‬ pilih sapi dengan dada yg lebar dan perut yg ramping.
‪#‎lulur‬ pilih sapi dgn tulang punggung yg lurus atau agak melengkung kebawah, jangan pilih sapi yg tulang punggungnya cenderung melengkung ke atas(pengisian daging has kurang maksimal)
‪#‎iga‬ pilih sapi dengan iga yg bagus(gak gepeng)
‪#‎panjang‬ utamakan panjang drpd tinggi, fakta di pemotongan lebih berbobot sapi yg panjang drpd yg tinggi.
‪#‎kaki‬ pilih sapi dengan tracakan yg kokoh(tdk melengkung)
‪#‎moncong‬ pilih sapi dgn moncong yg lebar, fakta dilapangan 90 sapi dgn moncong yg lancip cenderung lambat mengkonsumsi komboran.
#

Kamis, 04 Februari 2016

MEA 2016 dan Kesiapan Tenaga Kerja Lokal

Radar Nganjuk tanggal 3 dan 4 Februari 2016 - Tenaga kerja Tiongkok sudah mulai masuk ke Nganjuk.

Hanya berbekal visa kunjungan, mereka sudah mulai bekerja untuk memulai proyek Tol Trans Jawa, di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, di bawah sponsor perusahan China Road and Bridge Corporation (CRBC).

Mau tidak mau, siap atau tidak  MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) sudah bergulir di tenggah kita.
Sebenarnya, MEA turut memberi peluang dan tantangan bagi negara anggota ASEAN termasuk Indonesia. Apalagi Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan ketika MEA 2015 mulai diterapkan, pasar Indonesia paling potensial di wilayah ASEAN. Besarnya pasar Indonesia tersebut telah dilirik  para pengusaha luar negeri, khususnya ASEAN.
Sejatinya penerapan MEA bagai dua sisi mata uang. Satu sisi merupakan peluang bagi para pelaku usaha di Indonesia berekspansi ke wilayah ASEAN tanpa adanya hambatan. Namun di sisi lain keran akan terbuka luas bagi produk luar negeri masuk ke Indonesia.

Salah satu tantangan terbesar di Indonesia adalah bagaimana menghadapi gempuran tenaga asing yang masuk, terutama dalam segi keahlian dan kemampuan tenaga kerja. Indonesia harus menerapkan strategi dan taktik pemasaran agar berhasil di MEA. Sebagai tenaga kerja yang terampil, dan juga pengusaha, kita bisa berpartisipasi dalam menghadapi persaingan MEA. Selain meningkatkan skill, kita yang berprofesi sebagai pengusaha juga harus giat memasarkan produk-produk kita hingga ke mancanegara.

Menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, industri dalam negeri makin siap menghadapi berlakunya pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Hal ini nyata terlihat dari rapor investasi di tiga sektor prioritas yang mengalami peningkatan hingga Triwulan 2015, yakni industri berorientasi ekspor, industri substitusi impor dan hilirisasi sumber daya mineral.
Dan, beberapa sektor di Indonesia juga sudah bersiap-siap menghadapi persaingan menjelang Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Sektor apa saja itu?

Perdagangan
Data realisasi Januari-September 2015 untuk perdagangan berorientasi ekspor sebesar Rp 25,7 triliun atau naik 10,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Industri substitusi impor meningkat 15,9 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 34,5 triliun. Sementara investasi pada sektor hilir sumber daya mineral sebesar Rp 33,2 triliun atau naik 66,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pemberlakuan MEA tak dapat dicegah, namun cara mengantisipasi agar pasar perdagangan dalam negeri tak terkikis oleh serbuan asing adalah meningkatkan kualitas serta produksi ekspor. Jangan hanya sekadar menjadi penonton dan menyaksikan produk impor masuk ke tanah air. Para pengusaha bisa memanfaatkan peluang ekspor yang semakin lebar dengan terbukanya pasar. Adanya kenaikan realisasi investasi pada tiga sektor tersebut menunjukkan arah pemerintah untuk mendorong industri kita berdaya saing dan berorientasi ekspor makin terlihat. BKPM turut berupaya menarik investasi demi menjadikan Indonesia sebagai basis produksi sehingga tidak hanya dijadikan sebagai pasar produk-produk impor. Salah satu pertimbangan investor sebelum menanamkan modalnya di Indonesia dan menjadikannya sebagai basis produksi adalah melihat daya saing ekspor Indonesia.

Industri Kecil dan Menengah
Maraknya usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia harus jadi salah satu tombak pembendung MEA. UKM di Indonesia sudah banyak juga yang go global, bukan hanya sampai di kancah lokal saja. Dan potensi tersebut harus dikembangkan.
Bagaimana caranya agar pengusaha UKM ini tak tergerus masuknya produk-produk impor? Mereka harus berusaha menciptakan produk inovatif berdaya saing tinggi dan turut didukung oleh sumber daya manusia yang profesional. Perihal sumber daya manusia, para pengusaha UKM sudah harus selektif memilih SDM yang berkompeten, mampu bersaing serta mampu menjadi pemain di pasar dalam negeri maupun luar negeri. Sementara itu pemerintah harus ikut membantu dalam menciptakan infrastruktur, teknologi dan iklim usaha yang kondusif.
Dukungan pemerintah dalam membekali pengusaha UKM menghadapi MEA memang sangat serius. Hal ini terbukti dengan usaha Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang fokus melaksanakan Program Penumbuhan dan Pengembangan Kewirausahaan. Program ini dilakukan melalui penumbuhan wirausaha industri di daerah tertinggal dan daerah potensial, wirausaha industri melalui program TPL Beasiswa dan melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan.
Bukan cuma itu saja, pemerintah daerah turut serta menggalakkan UKM di wilayahnya masing-masing. Salah satu caranya adalah dengan menyelenggarakan expo dan pameran bertajuk produk khas daerah. Tujuannya bukan hanya meningkatkan kapasitas pelaku UKM namun juga mengenalkan pada masyarakat akan hasil produksinya. Bahkan bisa melancong hingga Go Internasional.

Pariwisata
Pariwisata Indonesia optimis bersaing menghadapi MEA. Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata menetapkan tujuan pada tiga pintu paling utama yaitu Great Bali, Great Jakarta, dan Great Batam. Ketiganya menyumbang kontribusi sebesar 90 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.
Meski demikian, industri pariwisata terus bergairah menyambut MEA. Strategi pertama yang harus dilakukan untuk menumbuhkan daya saing Indonesia di antara negara ASEAN lainnya adalah meningkatkan kualitas SDM di bidang pariwisata. Hal ini dapat dimulai dengan membekali tenaga kerja pariwisata dengan pelatihan setingkat internasional. Dan jangan lupakan pentingnya sertifikasi profesi. Sertifikasi ini menjadi senjata ampuh bagi tenaga kerja agar diakui di internasional.
Dari segi pemerintah, diharapkan pembangunan infrastruktur berupa bandara dan marina segera dipercepat. Sebagai pintu masuk wisatawan mancanegara, keberadaan sarana tersebut sangat dibutuhkan. Apalagi jika ingin mencapai target kunjungan wisatawan yang mencapai 20 juta.

Kelautan
Sebagai negara maritim yang dikelilingi oleh ribuan pulau, kelautan Indonesia sangat potensial untuk dijadikan peluang kerja. Bahkan, pelayaran dalam negeri menjadi salah satu incaran pekerja asing saat Masyarakat Ekonomi ASEAN diberlakukan. Bila tak ingin kalah dengan serbuan tenaga asing, kualitas sumber daya manusia di Indonesia harus ditingkatkan. Caranya adalah menggelar pendidikan dan pelatihan untuk SDM Indonesia melalui pengadaan fasilitas dan perbaikan pendidikan.
Dikutip dari liputan6.com, Direktur Akademi Pelayaran Niaga Indonesia (Akpelni) Semarang Achmad Sulistyo mengungkapkan, pihaknya berupaya memenuhi implementasi Standards of Training, Certification and Watchkeeping for Seafarers (STCW) Amandemen 2010 yang ditetapkan International Maritime Organization (IMO) guna membendung serbuan tenaga asing.
Di samping itu, usaha lain yang patut dijalankan tenaga kerja pelayaran dalam negeri untuk bersaing di tengah MEA adalah mematuhi Direktorat Jenderal (Ditjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan mengenai approval program diklat kelautan pada lembaga diklat program pembentukan atau perguruan tinggi untuk mendapat sertifikat Ahli Nautika Tingkat III dan Ahli Teknika.

Perindustrian
Kementerian Perindustrian menargetkan 21.880 tenaga kerja industri terampil dan kompeten pada 2015 untuk program pengembangan industri. Penerapan langkah kebijakan demi mewujudkan hal itu melalui pengembangan pendidikan vokasi industri berbasis kompetensi, mengembangkan pendidikan, dan pelatihan industri berbasis kompetensi. Bukan hanya itu saja, Kemenperin juga memperlengkapi tenaga kerja di sektor industri dengan menyusun sertifikasi kompetensi wajib.
Langkah-langkah tersebut diharap bisa mewujudkan tersedianya Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang industri sebanyak 30 buah, dan tersedianya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) bidang industri sebanyak 20 buah. Selain itu, bertujuan meningkatkan pendidikan dan keahlian calon asesor dan kompetensi asesor serta lisensi 400 orang serta pendirian akademisi komunitas di kawasan industri sebanyak 3 buah.
Sementara dalam hal industri kreatif, pemberlakuan MEA memicu para pelaku industri kreatif berpeluang mendulang keuntungan dengan terbukanya pasar ASEAN. Apalagi generasi muda di Indonesia terkenal piawai menciptakan kreativitas serta mengasah kemampuan dalam melahirkan produk-produk baru berbasis budaya lokal. Dan hal ini mumpuni jadi nilai jual dalam menangkal serbuan produk-produk asing ke tanah air.

Jasa Konstruksi
Kekuatan jasa konstruksi tanah air terletak pada keunggulan tenaga kerjanya. Meskipun Indonesia memiliki 600 ribu insinyur dengan kompetensi yang bisa disejajarkan dengan negara lainnya, namun masih harus mengalami pembenahan. Semisal dalam hal peningkatan daya saing dan tenaga ahli agar lebih mapan menghadapi MEA. Peningkatan daya saing tersebut dapat ditunjang dengan pembentukan regulasi dan kebijakan persaingan pembangunan infrastruktur, sertifikasi pelaku industri dan jasa konstruksi, serta peningkatan keahlian dan keterampilan (spesialis dan generalis).
Sesuai visi dan misi Presiden Joko Widodo serta program-program yang disusun pemerintah, Kadin memperkirakan mulai tahun depan pasar untuk jasa konstruksi akan berkembang dengan cepat. Fokusnya mengacu pada pengembangan jasa konstruksi maritim agar tidak menjadi porsi asing.

Sumber: AturDuit.com



Rabu, 03 Februari 2016

STOP POTONG ............ BETINA PRODUKTIF



STOP POTONG

Pikir brosur apaan, dengan gambar sapi.

Kebetulan pas Idul Kurban dan harga daging lagi tinggi. Kenapa tak boleh dipotong, masak peternak tak boleh merasakan naiknya harga. 
Ternyata yang tidak boleh dipotong itu sapi/kerbau betina produktif, dengan identifikasi paling mudah yaitu hewan ternak sapi/kerbau betina tersebut belum melahirkan sebanyak 5 kali, atau berumur dibawah 8 tahun, tidak cacat fisik, fungsi organ reproduksi normal dan memenuhi persyaratan kesehatan hewan.
 
Dan itu ada dasar hukumya lho.

Sosialisasi Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan - Hati-hati Makanan Palsu Import

Untuk menghindari bahaya makanan yang tidak diinginkan di masyarakat, perlu ditekankan cara mengolah makanan yang benar. Keracunan makanan yang tidak diharapkan dapat terjadi baik disengaja maupun tidak disengaja oleh pedagang maupun pengusaha makanan.

Dalam rangka mendukung peningkatan mutu dan keamanan pangan di Kabupaten Nganjuk, Dinas Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Nganjuk mengadakan kegiatan Sosialisasi Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan. Balai Besar POM Surabaya mendapat kesempatan menjadi narasumber dalam acara yang dilaksanakan pada tanggal 21 September 2015 di Ruang Rapat Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk.

Acara ini diikuti oleh Pemilik Pangan Industri Rumah Tangga, guru, sekolah dasar dan pengelola kantin di Kabupaten Nganjuk. Narasumber Balai Besar POM di Surabaya, Dra. Emi Yuniastuti, Apt memberikan materi yang berjudul “Keamanan Pangan dan Bahan Tambahan Pangan yang Berbahaya”. Pada acara tersebut peserta sangat antusias dan banyak pertanyaan yang disampaikan, antara lain pengawet yang diperbolehkan untuk sirup, pengawet yang diperbolehkan untuk minuman berwarna, pemanis yang diperbolehkan untuk makanan, langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Balai Besar POM di Surabaya untuk menangani makanan mengandung boraks, formalin dan pewarna yang dilarang yang masih banyak beredar.


Setelah penyelenggaraan acara ini, peserta diharapkan bisa menyebarkan materi informasi yang diberikan ke kelompok guru, pengelola kantin, industri rumah tangga maupun masyarakat sekitarnya sehingga bisa membantu Pemerintah dalam meningkatkan produk industri makanan dan minuman yang bisa bersaing di pasar bebas. 

Sebenarnya sosisalisasi di atas sangat sesuai dengan cerita dan pengalaman teman kami, buyer dari Hongkong yang barusan datang berkunjung. Di sela pertemuan dan ngobrol waktu makan, kami sempat membicarakan berbagai isu mengenai makanan palsu dan tidak sehat.

Sebagai orang Hongkong dan sering bepergian ke China, dia malah memberikan info yang lebih mengkhawatirkan lagi. Tak hanya beras, banyak makanan diChina yang sekarang memang banyak dipalsukan. Keinginan mengambil keuntungan semata telah membuat produsen gelap mata dan menghalalkan segala cara. Karenanya kewaspadaan konsumen harus ditingkatkan agar tidak menjadi makanan palsu ini.
Berikut beberapa makanan yang mungkin dipalsukan.
 
 

Susu Bubuk Palsu
Pada 2009 puluhan ribu bayi China keracunan produk susu palsu yakni mengandung melamin.
Melamin ini ternyata bisa meningkatkan kadar protein susu. Tapi, sifat melamin tak bisa larut dalam air sehingga bisa menyebabkan gagal ginjal.

Telur Ayam Palsu

China memang sangat kreatif. Telur ayam saja bisa dipalsukan. Mereka membuat cangkang dengan campuran kalsium karbonat.
Sementara isinya menggunakan natrium alginat, tawas dan gelatin. Telur palsu ini juga dapat membuat lambung Anda hancur.

Bihun dan Mie Palsu
 
Bihun palsu sebenarnya bihun asli namun dibuat dari tepung gandum kadaluwarsa dan berjamur. Siapa pun yang mengonsumsinya bakal mengalami diare hebat dan berpotensi meninggal dunia.

Daging Babi Palsu

Daging babi ini sebenarnya asli namun sudah busuk dan coba ‘dibenahi’ dengan cara mencampurkan bakteri phosphorescent. Bakteri ini ternyata bisa berpendar dengan cahaya.
Nah, pada 2011 seorang perempuan yang membeli babi palsu ini mendapati si daging mengeluarkan cahaya biru. Jika dikonsumsi bakal membuat organ-organnya terkontaminasi dengan bakteri yang ternyata memakan organ tubuh itu.

Daging sapi palsu
Daging ini sebenarnya daging babi yang diberi tambahan kimia seperti parafin dan garam yang tampilannya menyerupai daging sapi asli. Di China daging babi lebih murah dari sapi dan juga berkualitas ekspor. Amit-amit. Jangan sampai kita impor sapi dari China, ya.

Kacang Walnut Palsu
Di Provinsi Henan, China pernah beredar kacang walnut yang isinya semen! Jadi gini, penjual mengeluarkan isi kacang dan disematkan bahan bangunan seperti semen, lalu kulit kacang direkatkan kembali dengan lem.

Daging Kambing Palsu
Aslinya ini daging tikus, rubah, dan musang. Daging-daging ini padahal sudah terinfeksi berbagai penyakit. Mereka mengubahnya sedemikian rupa agar terlihat seperti daging embek.

Itulah  beberapa makanan palsu yang harus diwaspadai, karena dampak dari makanan palsu ini sangat luar biasa dan merugikan bagi kesehatan.

Jika ingin terhindar dari semua ini, mulailah kenali produsen makananmu, lebih hati-hati dan waspada dalam mencermati komposisi,label dan kandungan makanan.

Yang penting lagi, GROW YOUR OWN FOOD!












P4S

P4S APA ITU P4S? Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) adalah: lembaga pendidikan di bidang pertanian dan perd...